Pilih:
  1. Potong Pita secara simbolis,
  2. Pukul Gong,
  3. dengan ucapan "Bismillahirrahmaanirrahim",
  4. dengan Menyalakan Obor
  5. dengan Sirine?

Atau apa, yang mewakili peresmian launch marketing nya? Terserah, seperti perintah, pilih! Tapi bukan berarti saya akan melakukan salah satunya. Silahkan bayangkan peresmian, pembukaan blog ini dengan imajinasi masing-masing.

Gak usah secara indrawi dan empiris. Manusia punya potensi diluar kotak empiris yang mengekang dan membatasi. Apalagi ini dunia maya, sesuatu yang berproses secara tidak nampak (karena rumit dan tidak terbayang, contoh sistem online, data cloud dll). Jadi silahkan bayangin apa yang mau kamu lihat.

Dunia khususnya nusantara baik-baik saja ketika mereka hanya berpijak pada sistem kepercayaan yang muncul dari daya khayalnya (maka ada istilah tahayul). Kita melihat betapa beradabnya (contohnya) masyarakat suku sunda pada waktu itu dalam memperlakukan alam sekitar dengan di jaganya hutan larangan. Dalam membangun rumah pun tidak menggunakan bahan material modern. Mereka hanya menggunakan sabut kelapa, papan kayu tipis, bambu dan bahan dari alam lainnya. Prinsip mereka membangun pemukiman adalah "sekadar", karena mereka hanya berlindung dari gangguan alam (hujan, panas, binatang liar). Sehingga kita pasti bisa menerawang bagaimana beradabnya mereka dalam bermasyarakat.

Dan gak ada yang salah. Semuanya benar, menurut masing-masing orang. Karena Tiap orang punya fadhilah nya masing-masing. Sehingga tidak fair kalo kita memperbandingkan satu sisi dengan sisi lainnya yang ada pada orang lain. Orang jago bola mengunggulkan dirinya yang jago bola didepan orang jago main game yang tidak bisa bola. Memang ia kalah, tapi dalam hal main game pasti menang telak ketika di compare dengan orang jago main bola karena ia tidak bisa main game.

Hanya sebagai prolog sebelum tulisan-tulisan berikutnya, blog ini akan berisi hal-hal yang mengantarkan kepada "telanjang" (silahkan ditafsirkan sendiri) termasuk didalamnya hal-hal yang berbau sarkas, jijik, gelap, aneh, gak jelas dst.

Sifat tulisannya tidak utuh apalagi mapan sempurna yang kebanyakan akan berasal dari kebengongan penulis, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan diskusi baik formal (@comment) maupun informal (@luarforum).

Silahkan tanggapi apa-apa yang ada dengan santai, kepala dingin dan humoris. Penulis pun masih banyak belajar kepada Abu Nawas.

Hidup cuma sekali sedangkan kita perlu "telanjang" untuk sampai kepada Tuhan.

So enjoy it!